Oktober 27

5 Penyakit Menular

Posted in: - 0 komentar


5 PENYAKIT MENULAR DENGAN PENYEBAB, GEJALA, DAN CARA PENGOBATAN

1.                 TBC

Gejala Penyakit TBC,Penyebab dan Pengobatannya - Tuberkulosis atau biasa disebut dengan TBC atau TB ini merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh infeksinya saluran pernafasan yang dipicu oleh suatu bakteri. Bekteri tersebut merupakan bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan banyak waktu untuk melakukan pengobatan. Bakter ini 90% sering menyerang tubuh manusia bagian paru-paru, dibanding dengan bagian tubuh manusia yang lain. Tuberculosis (TBC) ini merupakan penyakit yang dapat menular dan sangat menjadi perhatian di dunia. Hingga saat ini, tidak ada satu negara pun yang bebas dari penyakit TBC ini. Angka kematian dan kesakitan akibat kuman mycibacterium tuberculosis ini sangat tinggi. Hingga kini angka prevalensi pengidap TBC di indonesia saat ini diperkirakan sudah mencapai 289 per 100.000 penduduk dan insidensi telah mencapai angka 189 per 100.000 penduduk. Bahkan 27 dari 1.000 penduduk sudah terancam meninggal dunia seperti yang telah diutarakan oleh Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia yang menghimpun angka tersebut sejak tahun 2011 yang lalu mengenai tuberkulosis (TBC) di indonesia. Namun pada tahun 2011 ini angka penyembuhan penyakit TBC ini sudah sesuai dengan harapan yaitu sebesar 90,3 persen pasien telah sembuh. Gejala dan Penyebab Penyakit TBC,penularan penyakit tbc,pengobatan penyakit tbc Gejala dan Penyebab Penyakit TBC | Sumber gambar : images.google.com Gejala Penyakit TBC Penderita yang terserang basil akan mengalami demam namun tidak demam tinggi yang berlangsung lama, terkadang akan dirasakan pada malam hari disertai dengan keringat malam serta seperti serangan influenza yang bersifat hilang timbul. Gejala lain seperti hilangnya nafsu makan dan berat badan, batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (disertai dengan darah), perasaan tidak enak dan badan terasa lemah. Supaya anda dapat mengatasi gejala penyakit TBC sejak dini, anda perlu memperhatikan gejala umum penyakit TBC berikut ini. Gejala Utama Penyakit TBC Mengalami batuk-batuk selama 3 minggu atau lebih disertai dengan batuk berdahak. Gejala Tambahan yang Sering Dijumpai Batuk Berdahak disertai dengan keluarnya darah Merasa nyeri pada bagian dada dan sesak nafas Mengalami meriang dan demam lebih dari satu bulan Keluarnya keringat pada malam hari tanpa sebab yang jelas Badan menjadi lemah dan lesu Penurunan berat badan karena nafsu makan menurun " Paling mudah untuk mengetahui seseorang terkena tuberkulosis jika dia berkeringat pada malam hari tanpa penyebab yang jelas. Walaupun tidak bisa langsung ditetapkan tuberkulosis karena harus didiagnosis, tapi itu salah satu pertanda. Jika Anda lemas, batuk tak berhenti, nyeri pada dada, dan keringat pada malam hari, langsung segera periksa," tambah dr Arifin Nawas Sp(P), salah seorang tenaga ahli klinis tuberkulosis di RSUP Persahabatan di tempat sama. " Seperti yang sudah dikatakan bahwa untuk memastikan sesorang terjangkit penyakit TBC atau tidak diperlukan tim medis untuk memeriksa dahak secara mikroskopis langsung (BTA) dan gambaran radiologis (foto rontgen). Penyebab Infeksi Penyakit TBC Penyakit ini diakibatkan oleh infeksi kuman mikrobakterium tuberkulosis yang dapat menyerang paru-paru anda, atau bagian tubuh lainnya seperti kelenjar getah bening, usus, gijal, kandungan, tulang, hingga otak. TBC ini dapat menyebabkan kematian dan merupakan salah satu penyakit infeksi yang menyebabkan kematian manusia tertinggi di dunia. Namun pada bahasan kali ini kami membahas penyebab penyakit TBC paru-paru, TBC akan mudah menular dengan cairan pada saluran pernafasan yang keluar ke udara melalui batuk atau bersin dan kemudian dihirup oleh orang-orang disekitarnya. Tidak semua orang yang menghirup udara mengandung kuman TBC akan sakit. Gejala dan Penyebab Penyakit TBC,penularan penyakit tbc,pengobatan penyakit tbc Penularan Penyakit TBC | Sumber gambar : images.google.com Pada orang-orang yang memiliki daya tahan tubuh yang kuat dan menjaga gizi tubuh dengan baik, penyakit ini tidak akan muncul dan membuat kuman TBC akan "tertidur" . Namun pada mereka yang mengalami kekurangan gizi, membuat daya tahan tubuh menurun dan saat menghirup udara yang mengandung kuman TBC lebih mudah terinfeksi TBC secara aktif atau membuat para kuman yang tadinya "tertidur" ,menjadi kuman yang aktif. Infeksi TBC yang paling sering kita jumpai yaitu pada paru-paru. Sering muncul dengan gejala yang tidak jelas dan tidak khas, misalnya hanya batuk-batuk ringan sehingga mudah untuk anda abaikan begitu saja. Padahal penderita TBC dapat dengan mudah menularkan virusnya kepada orang lain disekitarnya dan akan merusak jaringan paru-paru hingga muncul gejala yang khas dan parah. Pengobatan Penyakit TBC Untuk mendiagnosa penyakit TBC ini para dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, terutama pada daerah paru-paru, lalu anda dapat meminta pemeriksaan tambahan berupa foto rontgen paru-paru, tes laboraturium untuk dahak dan darah, dan juga tes tuberkulin (mantoux/PPD). Pengobatan TBC merupakan pengobatan yang dilakukan jangka panjang, terkadang selama 6 hingga 9 bulan dengan paling sedikit 3 macam obat. Kondisi seperti ini sangat dibutuhkan ketekunan dan kedisiplinan dari pasien untuk meminum obat dan kontrol ke dokter secara berkala agar dapat sembuh dengan total. Apalagi gejala TBC setelah 2 hingga 3 minggu akan hilang sehingga pasien menjadi malas untuk minum obat dan pergi ke dokter untuk kontrol. Pengobatan TBC tidak tuntas akan berdampak bahaya karena sering kali obat-obatan yang biasa digunakan untuk TBC tidak mempan pada kuman TBC. Akibatnya anda akan diberikan obat-obatan yang mahal dan berdosis sangat tinggi. Pengobatan untuk penyakit lain selama pengobatan TBC pun sebaiknya diatur oleh dokter untuk mencegah efek samping yang lebih serius atau berbahaya. Penyakit TBC dapat kita cegah dengan cara : Mengurangi kontak langsung dengan penderita TBC aktif Menjaga kebiasaan hidup baik dengan selalu menjaga gizi tubuh, lingkungan sehat dan berolahraga Pemberian vaksin BCG (mencegah TBC yang lebih berat). Vaksin inisecara rutin diberikan pada semua balita. Perlu diingat bahwa seseorang yang sudah pernah menderita TBC dan diobati, dapat kembali terjangkit penyakit TBC kembali jika tidak mencegah dan menjaga kesehatan tubuh.

2.                 HIV/AIDS

AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) atau syndrome penurunan kekebalan tubuh yang di dapat, adalah infeksi yang disebabkan oleh virus yang disebut HIV (Human Immunodeficiency Virus). Penyakit HIV/AIDS merujuk pada keadaan seseorang yang tidak lagi memiliki sistem kekebalan tubuh sehingga berbagai macam penyakit dapat menyerang dan sangat sulit untuk disembuhkan. Hampir semua penderita AIDS berakhir dengan kematian, karena hingga saat ini penyakit AIDS belum ada obatnya. Penderita penyakit AIDS di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Keadaan ini tentu sangat memprihatinkan. Pada awal tahun 2004 ada enam propinsi yang diprioritaskan berhubung tingginya jumlah kasus HIV/AIDS, yaitu Jakarta, Papua, Bali, Jawa Timur, Jawa Barat dan Riau. Kemudian pada akhir 2004 bertambah enam propinsi lagi yaitu Kalimantan Barat, Sumatera Utara, Sulawesi Utara, Jawa Tengah, Yogyakarta dan Banten. Penyakit AIDS merupakan tahap akhir dari infeksi HIV. Namun tidak semua orang yang terinfeksi HIV akan mengalami gejala AIDS. AIDS dapat ditularkan lewat hubungan seksual, persalinan dan menyusui, dan kontak darah dengan penderita.

Gejala infeksi HIV/AIDS

Gejala infeksi HIV/AIDS tahap awal
Sebagian besar orang yang terkena infeksi HIV tidak menyadari adanya gejala infeksi HIV tahap awal. Karena, tidak ada gejala mencolok yang tampak segera setelah terjadi infeksi awal, bahkan mungkin sampai bertahun-tahun kemudian.  Meskipun infeksi HIV tidak disertai gejala awal, seseorang yang terinfeksi HIV akan membawa virus HIV dalam darahnya. Orang yang terinfeksi tersebut akan sangat mudah menularkan virus HIV kepada orang lain, terlepas dari apakah penderita tersebut kemudian terkena AIDS atau tidak . Untuk menentukan apakah virus HIV ada di dalam tubuh seseorang adalah dengan tes HIV.

Gejala infeksi HIV/AIDS tahap menengah
Gejala infeksi HIV pada tahap menengah sudah lebih jelas, misalnya flu yang berulang-ulang  : lesu, demam, berkeringat, otot sakit, pembesaran kelenjar limfe, batuk. Gejala infeksi HIV lainnya yaitu infeksi mulut dan kulit yang berulang-ulang, seperti sariawan, atau gejala-gejala dari infeksi umum lain yang selalu kambuh karena penurunan kekebalan tubuh.

Gejala infeksi HIV/AIDS tahap akhir
Gejala infeksi HIV tahap akhir disebut juga gejala AIDS, yaitu berat badan menurun dengan cepat, diare kronis, batuk, sesak nafas (infeksi paru-paru, tuberculosis yang telah meluas), bintik-bintik atau bisul berwarna merah muda atau ungu (kanker kulit yang disebut sarcoma kaposi), pusing-pusing, bingung, infeksi otak.

Penyebab penyakit HIV/AIDS
Penyebab penyakit HIV/AIDS adalah infeksi oleh virus HIV, yang menyerang system kekebalan tubuh sehingga sel-sel pertahanan tubuh makin lama makin banyak yang rusak. Penderita infeksi HIV menjadi sangat rentan terhadap semua bentuk infeksi. Pada tahap akhir, penderita tidak bisa tahan terhadap kuman-kuman yang secara normal bisa dilawannya dengan mudah.

Infeksi HIV ditularkan melalui hubungan badan baik vagina, anus, dan kontak dengan darah penderita HIV, seperti lewat jarum suntik, bayi yang dilahirkan oleh ibu yang terinfeksi HIV, menerima transfusi darah yang terinfeksi, serta transplantasi organ tubuh. Apabila anda merasa telah terkena infeksi HIV segeralah periksa ke dokter. Hindari tempat-tempat yang banyak serangan penyakit. Tidak melakukan hubungan badan dan mencegah kehamilan, serta jangan menjadi donor darah , sperma, ataupun organ tubuh. Sebagai tambahan : infeksi HIV/AIDS tidak bisa ditularkan lewat kontak sosial biasa seperti berjabat tangan dan berpelukan. Makanan atau alat-alat makan. Toilet dan kolam renang. Gigitan nyamuk atau serangga lain serta donor darah yang bebas virus HIV.

Cara pencegahan penyakit HIV/AIDS
Mencegah penyakit HIV/AIDS relatif lebih mudah dibandingkan dengan mengobatinya. Mencegah penyakit HIV/AIDS akan semakin penting artinya berhubung penyakit ini belum ditemukan obatnya.

Berikut ini beberapa cara pencegahan penyakit HIV/AIDS :
1 . Setialah dengan suami atau istri anda. Lakukan hubungan seksual hanya dengan pasangan hidup anda (safe sex).
2. Menghindari seks bebas (free sex). Jangan melakukan hubungan badan dengan pekerja seksual (PSK) atau berganti-ganti pasangan.
3. Gunakan kondom secara benar dalam berhubungan seksual, kecuali untuk pasangan-pasangan yang menginginkan bayi. Kondom bisa menurunkan resiko infeksi tetapi tidak dapat mencegahnya secara total. Kondom yang terbuat dari selaput (membrane) binatang terlalu tipis untuk dapat melindungi.
4. Hindari penyalah-gunaan obat terlarang, narkoba dan penggunaan jarum suntik bersama-sama.
5. Bila ingin akupuntur, tattoo, atau tindik telinga pastikan bahwa alat-alat yang dipakai telah disterilkan.
6. Bila perlu operasi, sebaiknya minta transfuse darah autologous, yaitu donor darah untuk nantinya dipakai sendiri

Kewaspadaan umum untuk mencegah infeksi HIV/AIDS

Prinsip kewaspadaan dalam menghindari penyakit AIDS mutlak diperlukan bagi mereka yang rentan terhadap penularan infeksi HIV. Prinsip ini dikenal sebagai prinsip kewaspadaan umum(general precaution), yakni pedoman tentang cara pengendalian infeksi untuk melindungi para pekerja medis, pasien, maupun orang lain sehingga mereka terhindar dari berbagai penyakit yang disebarkan melalui darah dan cairan tubuh tertentu.

Kewaspadaan umum dalam mencegah infeksi HIV/AIDS meliputi :

1. Cara menangani dan membuang benda-benda tajam yang dapat menimbulkan luka, sayatan atau tusukan. Termasuk dalam hal ini adalah jarum, jarum hipodermik, pisau bedah, gunting, perangkat infus, gergaji, pecahan kaca, dan lain-lain.
2. Membersihkan tangan dengan sabun dan air sebelum maupun sesudah melakukan semua prosedur operasi.
3. Memakai alat pelindung seperti sarung tangan, jubah, masker, dan kacamata pelindung bila terpaksa harus bersentuhan langsung dengan darah dan cairan tubuh lainnya.
4. Melakukan pembersihan atau desinfeksi peralatan kerja dan lain-lain yang terkontaminasi.
5. Penanganan tempat tidur, seprei kotor, lantai yang terkena noda secara tepat.

Sekalipun prinsip kewaspadaan umum untuk mencegah HIV/AIDS ini terutama ditujukan kepada para pekerja medis, tak ada salahnya bila kita semua berhati-hati dan waspada untuk mencegah terjadinya luka yang disebabkan oleh jarum, pisau, gunting dan peralatan tajam lainnya. Apalagi bila kita hidup berdampingan dengan orang yang terkena infeksi HIV.

Akhirnya, menerapkan gaya hidup sehat dan setia pada pasangan suami atau istri anda mungkin adalah cara paling sederhana yang bermanfaat agar terhindar dari penyakit HIV/AIDS yang mematikan ini.

3.                 MALARIA

Malaria adalah penyakit menular akibat infeksi parasit plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk malaria yang bernama Anopheles. Nyamuk Anopheles penyebab penyakit malaria ini banyak terdapat pada daerah dengan iklim sedang khususnya di benua Afrika dan India. Termasuk juga di Indonesia.

Parasit plasmodium yang ditularkan nyamuk ini menyerang sel darah merah. Sampai saat ini ada empat jenis plasmodium yang mampu menginfeksi manusia yaitu plasmodium vivax, plasmodium malariae, plasmodium ovale dan plasmodium falciparum. Plasmodium falciparum merupakan yang paling berbahaya dan dapat mengancam nyawa.

Setiap tahunnya, sekitar 1,2 juta orang di seluruh dunia meninggal karena penyakit malaria. Demikian menurut data terbaru yang dimuat dalam jurnal kesehatan Inggris, The Lancet. Angka yang dilansir itu jauh lebih tinggi dari perkiraan WHO tahun 2010 yakni 655.000.

Banyak yang mengira penyakit malaria sama dengan demam berdarah
karena punya gejala yang mirip dan sama-sama ditularkan oleh nyamuk. Namun perlu diketahui bahwa keduanya berbeda. Malaria disebabkan oleh nyamuk anopheles yang membawa parasit plasmodium, sementara demam berdarah disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypti yang membawa visrus Dengue.

Gejala Penyakit Malaria

Gejala malaria mirip dengan gejala flu biasa. Penderita mengalami demam, menggigil, nyeri otot persendian dan sakit kepala. Penderita mengalami mual, muntah, batuk dan diare. Gejala khas malaria adalah adanya siklus menggigil, demam dan berkeringat yang terjadi berulang ulang. Pengulangan bisa berlangsung tiap hari, dua hari sekali atau tiga hari sekali terggantung jenis malaria yang menginfeksi. Gejala lain warna kuning pada kulit akibat rusaknya sel darah merah dan sel hati.

Infeksi awal malaria umumnya memiliki tanda dan gejala sebagai berikut :
      Menggigil
      Demam tinggi
      Berkeringat secara berlebihan seiring menurunnya suhu tubuh
      Mengalami ketidaknyamanan dan kegelisahan (malaise)

Tanda dan gejala lain antara lain:
      Sakit kepala
      Mual
      Muntah
      Diare

Dalam beberapa kasus, parasit penyebab malaria bisa bertahan dalam tubuh manusia selama beberapa bulan. Sementara itu, infeksi akibat parasit P. falciparum biasanya lebih serius dan lebih mengancam nyawa. Sehingga ketika merasakan gejala tersebut, penangan dokter lebih awal sangat disarankan.

Penyebab, Penularan & Faktor Risiko


Meski memiliki gejala yang hampir mirip, malaria dan demam berdarah disebabkan oleh nyamuk yang berbeda. Nyamuk penyebab demam berdarah
adalah Aedes Aegypti, dan menyerang pada siang hari. Sementara nyamuk Anopheles penyebab malaria menyerang pada pagi dan sore hari.

Penyebab Malaria


Parasit yang menyebabkan malaria disebut plasmodium. Ada 170 jenis plasmodium, tapi hanya empat yang menyebabkan malaria pada manusia :
      P. falciparum, merupakan jenis yang banyak terdapat di Afrika dan menyebabkan gejala yang parah.
      P. vivax, merupakan jenis yang banyak terdapat di daerah tropis Asia.
      P. malariae, banyak terdapat di Afrika dan dapat berdiam di aliran darah tanpa menimbulkan gejala apapun untuk beberapa tahun.
      P. ovale, banyak terdapat di Afrika bagian barat.

Proses Penularan Penyakit Malaria


Penularan parasit plasmodium kepada manusia adalah melalui nyamuk anopheles betina. Ketika nyamuk menggigit seseorang yang terinfeksi malaria, nyamuk tersebut menyedot parasit yang disebut gametocytes. Parasit tersebut menyelesaikan siklus pertumbuhannya di dalam tubuh nyamuk dan kemudian merambat ke kelenjar ludah nyamuk. Pada saat menggigit anda, nyamuk ini menyuntikan parasit ke aliran darah anda. Menuju hati kemudian melipatgandakan diri.

Bentuk penularan lain yang dapat terjadi dapat berupa penularan dari wanita hamil ke janin. Malaria juga dapat menular melalui transfusi darah.

Faktor Risiko Terkena Malaria


Mereka yang memiliki imunitas rendah terhadap malaria memiliki risiko yang lebih besar. Hal ini berlawanan dengan mereka yang tinggal di daerah endemik karena telah memiliki imunitas terhadap malaria.

Mereka yang berisiko mengalami malaria antara lain:
      Anak-anak dan bayi
      Pelancong yang datang dari wilayah tanpa malaria
      Wanita hamil dan janinnya

Pencegahan dan Cara Pengobatan


Tidak ada vaksin yang efektif untuk melawan malaria. Pada negara-negara endemik cara pencegahannya adalah dengan menjauhkan nyamuk dari manusia dengan memakai obat nyamuk atau jaring nyamuk.

Cara Pencegahan


Biasanya pemerintah melakukan foging (pengasapan) di tempat-tempat endemik malaria. Namun kita juga bisa melakukan pencegahan seperti berikut:
      Menghindari gigitan nyamuk dengan memakai baju tertutup
      Menggunakan krim anti nyamuk
      Memasang kelambu anti nyamuk
      Jika Anda akan bepergian ke tempat di mana banyak nyamuk malaria mengancam, konsultasikan dulu dengan dokter
      Jangan keluar rumah setelah senja
      Menyemprotkan obat nyamuk di kamar tidur dan isi rumah

Jangan lupa, jaga kesehatan diri dengan makan makanan bergizi dan olahraga teratur untuk meningkatkan sistem imun dan mencegah serangan penyakit malaria!

Cara Pengobatan


Ada tiga faktor yang harus diperhatikan dalam pengobatan malaria yaitu : jenis plasmodium yang menginfeksi, keadaan klinis pasien (usia dan kehamilan) dan jenis obat yang cocok untuk plasmodium penginfeksi. Jenis obat tergantung dari daerah geografis tempat plasmodium tersebut hidup. Hal tersebut disebabkan adanya plasmodium yang sudah resisten terhadap beberapa obat pada daerah daerah tertentu.

Malaria ringan dapat diberikan obat oral. Sedangkan malaria berat yang mempunyai gejala klinis perdarahan harus di observasi di rumah sakit dengan pengobatan intra vena.

Untuk lebih jelasnya, mengenai cara pengobatan penyakit malaria akan kami buat postingan khusus. Tunggu saja

4.                 KOLERA

Kolera merupakan penyakit akibat infeksi dengan diare yang disebabkan oleh mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi dengan bakteri Vibrio cholerae.
Kolera pertama kali populer di Amerika pada tahun 1800-an sebelum sistem air bersih diterapkan. Sampai saat ini, kolera tetap dianggap sebagai masalah serius yang menyerang penduduk di negara dengan sanitasi rendah, rentan peperangan, dan mengalami kelaparan.
Seperti halnya Haiti, baru-baru ini badai Isaac yang menghantam pantai selatan di sana pun mengancam warga akan wabah penyakit kolera.

Penyebab
Bakteri penyebab kolera, Vibrio cholerae, biasa ditemukan pada makanan atau minuman yang terkontaminasi feses manusia yang terinfeksi. Sumbernya bisa berasal dari suplai air, suplai es batu, makanan dan minuman di pinggir jalan, sayuran yang terkontaminasi kotoran manusia, ikan dan seafood mentah atau setengah matang dari perairan yang terkena limbah.Jika seseorang mengonsumsi berbagai makanan tersebut, bakteri penyebab kolera mengeluarkan racun di dalam usus yang memicu diare. Jadi seseorang tidak akan terkena kolera hanya karena melakukan kontak fisik dengan penderita.

Gejala
Gejala awal kolera biasanya ditunjukkan beberapa jam sampai lima hari setelah infeksi terjadi. Ada gejala yang tergolong ringan hingga sangat serius. Bahkan satu di antara 20 orang bisa terkena diare disertai dengan muntah yang memicu dehidrasi. Meskipun seseorang tidak mengalami gejala apapun, bukan berarti penyebaran infeksinya berhenti.
Beberapa tanda dari dehidrasi itu sendiri adalah detak jantung yang lebih cepat, kehilangan elastisitas kulit, membran yang mengering (seperti mulut, tenggorokan, hidung, dan kelopak mata), tekanan darah rendah, rasa haus, dan nyeri otot.
Jika tidak segera diobati, dehidrasi ini bisa berujung pada kematian dalam beberapa jam.

Pencegahan dan Pengobatan
Meskipun ada vaksin untuk mencegah kolera, pihak WHO tidak menyarankannya. Sebab vaksin tersebut tidak mampu melindungi orang dalam jumlah banyak dan hanya bertahan selama beberapa bulan saja.
Meskipun demikian, Anda bisa melindungi diri sendiri dengan cara meminum air yang sudah masak atau benar-benar bersih. Gunakan air tersebut untuk minuman, masakan, membuat es batu, menggosok gigi, mandi, mencuci buah dan sayur, serta mencuci peralatan memasak dan makan.Selain itu hindari makanan mentah, buah atau sayur yang belum dikupas, produk susu yang tidak dipasteurisasi, daging mentah atau setengah matang, dan ikan yang berisiko terkontaminasi air kotor.Jika Anda menderita diare dan muntah yang berkepanjangan, segera hubungi dokter. Kolera sebenarnya bisa diobati. Namun dehidrasi bisa sangat cepat menyerang dan berbahaya jika diabaikan.

5.                 FLU BURUNG (H5N1)

Flu disebabkan karena daya tahan tubuh kita yang lemah terhadap serangan virus influenza. Daya tahan tubuh manusia secara alamiah akan melemah di waktu musim hujan, dimana matahari tidak bersinar setiap hari. Mengapa kurangnya sinar matahari menyebabkan daya tahan tubuh lemah? Sinar matahari merupakan sumber dari Vitamin D, sering disebut juga sebagai “Sunshine Vitamin”. Kegunaan vitamin D dalam kehidupan manusia sangat besar, diantaranya adalah menjaga daya tahan tubuh optimal, membantu pembentukan tulang yang kuat, mencegah penyakit berbahaya, dan lain sebagainya. Berkurangnya sinar matahari di musim hujan memberikan efek yang kurang menguntungkan tubuh karena kandungan vitamin D dalam tubuhpun berkurang.

Selama ini kita hanya mengetahui bahwa vitamin C lah yang akan membantu mencegah dan meringankan gejala Flu. Memang benar bahwa vitamin C dapat meningkatkan daya tahan tubuh, namun Vitamin D merupakan nutrisi yang lebih berkhasiat meningkatkan sistem daya tahan tubuh secara alamiah. Jadi itulah sebabnya mengapa saat musim hujan maka penyakit flu pun berdatangan.

Dalam satu dekade terakhir kita banyak mendengar mengenai flu burung (SARS) yang mewabah di asia di tahun 2003 dengan korban jiwa ratusan orang meninggal, dan juga flu babi (H5N1) yang merebak di tahun 2009. Virus influenza memang semakin kuat setiap tahunnya disebabkan karena kebanyakan dokter memberikan obat antibiotik untuk pasien yang mengalami flu selama beberapa hari. Virus influenza semakin lama semakin kuat terhadap antibiotik tersebut sehingga para ilmuwan dan dokter terus melakukan penelitian dan pengembangan antibiotik, bahkan vaksin baru yang lebih kuat melawan virus flu tersebut. Namun menurut penelitian ilmiah di amerika serikat, antibiotik dan flu bukannya memperlemah virus influenza, malahan memperkuatnya (semakin kebal terhadap antibiotik dan vaksin).

Pencegahan Penyakit Flu
Cara terbaik mencegah dan mempercepat penyembuhan bila anda terserang flu adalah dengan meningkatkan daya tahan tubuh anda (immune system) dimana daya tahan tubuh sendirilah yang akan melawan virus flu tersebut sampai tuntas. Tips – tips mencegah dan mempercepat penyembuhan flu diantaranya:

Berjemur 10-20 menit di pagi hari (sebelum jam 10 pagi).
Bilamana tidak ada matahari, seperti di musim hujan, mengkonsumsi suplemen Vitamin D alamiah. (Untuk anak-anak bisa dengan dosis 400 IU, untuk dewasa 2.000 IU sampai 5.000 IU)
Konsumsi sayuran dan buah-buahan segar, sebaiknya sayur tidak dimasak (dibuat salad) untuk mendapatkan enzimnya yang sangat berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh (Karena setelah dimasak, biasanya enzim2 penting yang terdapat dalam sayuran sudah hampir hilang semua).
Istirahat selama 7 jam sehari.
Kelola tingkat stress anda, semakin anda stress, semakin lemah daya tahan tubuh anda.
Olahraga teratur.
Kurangi asupan gula dan karbohidrat, dan ganti dengan asupan protein, seperti sup ayam hangat, yang kaya akan nutrisi asam amino cysteine, sangat bermanfaat untuk meringankan hidung tersumbat dan mengurangi produksi lendir karena flu.
Hindari pemakaian obat-obat kimiawi dan antibiotik.
Hindari penyuntikan vaksin flu supaya virus flu dalam tubuh tidak bertambah kuat.
Bilamana gejala flu sudah sangat parah, seperti demam diatas 38.9 derajat Celcius, segera hubungi dokter untuk mendapatkan perawatan medis yang dibutuhkan.
Semoga dengan tips-tips tersebut diatas kita semakin sadar untuk melakukan hal yang tepat untuk kesehatan kita, dan ketika musim hujan datang, kita tidak terkena flu yang menghambat aktifitas kesibukan kita.

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © 2010 ANDREAS ANDRA PRADHANA (29) All rights reserved. Powered by Blogger .

Design by themetraffic. Blogger Template by Anshul | Funny Pictures.